Mungkin tidak semua bikers mengetahui informasi tentang kelebihan dan kekurangan jenis BBM (PREMIUM, PERTAMAX & PERTAMAX PLUS). bahkan masih banyak juga yang bertanya-tanya apa saja perbedaannya? trus emang ngaruh kemesin ya?.. ok.dalam artikel ini akan dikupas tuntas perbedaan ketiganya secara teknis dan detail, Berikut perbedaan ketiga jenis BBM tersebut ditinjau dari segi pemakaian sehari-hari :
- Premium
- Harga paling murah dibanding yang lain
- Banyak meninggalkan kotoran, bisa dilihat pada saringan bensin, atau
kalau motor/mobilnya sudah cukup tua, akan banyak mengendap pada bagian
tangki, dalam bentu pasir halus berwana kecoklatan.
- Mesin terasa kasar
- Mesin akan susah dinyalakan dalam kondisi dingin
- Panas mesin ketika dipakai normal
- Menyebabkan knocking (ngelitik) saat dipakai pada mesin-mesin generasi baru yang kompresinya sudah 10:1
- Pertamax
- Harga jauh lebih mahal dari premium
- Tidak banyak meninggalkan kotoran.
- Lebih keras, jadi hati-hati kalau terkena cat, karena bisa mengelupas.
- Masin terasa kasar
- Mesin mudah dihidupkan dalam kondisi dingin.
- Mesin terasa panas saat kendaraan dipakai.
- Mesin yang kompresinya dibawah 10:1, perlu penyetalan agar pembakaran bisa tepat.
-Pertamax Plus
- Harga paling mahal, tetapi hanya selisih beberapa ratus perak dari Pertamax Plus
- Bersih, alias tidak meninggalkan kotoran mikro.
- Mesin halus
- Pembakaran lebih sempurna terutama pada mesin dengan kompresi 10:1.
- Mesin mudah dihidupkan dalam kondisi apapun, panas atau dingin.
- Mesin terasa hangat.
- Tips bagi yang akan berganti Pertamax
- Penggunaan
Pertamax memang lebih mahal dari segi harga, tapi keawetan mesin lebih
terjaga karena tidak ada kotoran-kotoran yang masuk ke mesin, sehingga
perawatan lebih murah.
- Gunakan Pertamax Plus, karena hanya beda beberapa ratus rupih dengan beberapa keuntungan diatas.
- Sesuaikan kompresi mesin dengan BBM yang akan kita gunakan
- Kompresi 7:1 -9:1 = BBM beroktan 88 = Premium
- Kompresi 9:1 -10:1 = BBM beroktan 92 = Pertamax
- Kompresi 10:1 -11:1 = BBM beroktan 95 = Pertama plus
- Tips bagi pengguna premium
- Belilah premium dipagi hari, kalau bisa sekitar jam 2 dini hari, saat premium belum memuai dan dalam keadaan yang paling dingin.
- Jangan membeli bensin pada SPBU yang sedang mengisi ulang tangki
bensin, karena kotoran dalam tangki penyimpanan akan terurai dan dapat
langsung masuk ketangki kendaraan kita.
- Usahakan tangki kendaraan jangan sering-sering kosong, karena akan cepat sekali berkarat.
- Jangan sembarangan membeli bensin eceran, karena bisa jadi sudah dicampur dengan cairan yang lain.
Harga Pertamax dan Pertamax Plus melangit. Bagaimana pengguna motor
Pertamax. Soalnya, sebelum kenaikan ini banyak lho pengendara pakai
Pertamax. Perlu nggak ya... ‘turun derajat’ nenggak Premium? Apa sih
kelebihan dan kekurangannya?
Turun pangkat pakai Premium, tenaga pasti berkurang. Wajar, angka oktan
keduanya beda. Pertamax dipatok 92-95. Sedang Premium di angka 82. Angka
oktan menyatakan kandungan molekul iso oktan di bensin. Molekul ini
yang menahan terjadinya ngelitik atau detonasi. Sehingga makin tinggi
oktan, kuat terhadap kompresi tinggi.
“Kompresi berbanding lurus dengan angka oktan. Kompresi wajib diimbangi
oktan tinggi,". Kesesuaian angka oktan dengan kompresi akan memperkecil
kemungkinan terjadi gejala nggelitik (lihat tabel).
“Kalau tetap memaksakan motor dengan kompresi tinggi menggunakan oktan
rendah, piston akan jebol. Biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih
besar,”.
Artinya, mengubah penggunaan Premium tergantung kompresi motor. Dalam
kondisi estede, lihat saja spesifikasi teknis kendaraan yang dibikin
pabrikan. Motor 4-tak lokal umumnya punya kompresi kisaran antara 9:1
sampai 9,3:1. Bahkan, motor 4-tak impor seperti Suzuki Satria F150
berkompresi 10,2:1.
“Kalau ingin tidak mengalami detonasi, turunkan kompresi. Ganjal head silinder dengan paking yang lebih tebal,”
Konsekuensinya, tenaga motor akan melorot, tidak masalah. ini untuk penggunaan harian bukan balap.
Tapi, bagaimana dengan mengoplos aditif octane booster. Penambahan itu
tidak signifikan. Sebab, kandungan kimia octane seperti Metil Cyclo
Pentan Dienyl Manganis Tricarbonil (MMT) tidak akan besar mendongkrak
angka oktan.
Bagaimana dengan motor 2-tak. Umumnya, perbandingan kompresi lebih
rendah. Jadi, pindah pemakaian Pertamax ke Premium nggak masalah.
Kebutuhan motor 2-tak terhadap kriteria bahan bakar dianjurkan
menggunakan Premium.
Misal, kompresi Kawasaki Ninja-RR 7,2:1. Data Premium beroktan 82-92. Cukup menyuplai kebutuhan motor berkompresi 7:1-9:1.
Memang, penggunaan Premium perlu diwaspadai. Soalnya, bahan bakar itu belum bebas timbel (luar Jabotabek).
OKTAN INDONESIA LEBIH RENDAH
Angka oktan bensin yang beredar di Indonesia lebih rendah dibanding
dengan sejenis di negara lain. Sebab, kita menganut Research Octane
Number (RON). Sedangkan di negara lain, misal, Malaysia menganut Pump
Octane Number (POM). “Angka POM didapat dari penjumlahan RON dan MON
(Motor Octane Number). Hasilnya dibagi dua,”.
Dengan demikian, kalau angka RON Pertamax dikonversikan ke POM sudah
pasti angkanya turun. “Jadi kualitas bahan bakar kita memang tidak
baik,” .
TES PREMIUM DAN PERTAMAX
Rasio kompresi motor, sangat menentukan dalam pemilihan bahan bakar.
Em-Plus coba ngetes motor kompresi tinggi diberi perlakuan beda. Seperti
Suzuki Satria F150 kompresinya 10,2 : 1. Pertama tes diisi Pertamax.
Kemudian digeber keliling Jakarta pas jam macet. Dari pukul 15:50-16:30.
Kondisi berboncengan. Pengendara 70 kg dan boncenger 60 kg. Hasilnya
mencapai jarak tempuh 64 km. Menghabiskan Pertamax 2.100 cc, atau 2
liter lebih 100 cc. Berarti bisa dicari pemakaian BBM-nya. Sekitar 30,5
km/liter.
Perlakuan kedua diisi Premium. Tentu setelah tangki dikuras. Dites
sendirian alias tanpa boncenger. Berat pengendara 65 kg. Dites di
Jakarta sekitar jam 10 pagi
Kesimpulanya, Pertamax lebih irit meski dengan beban berat. Sebab tidak
ada detonasi dan menghasilkan tenaga gede. Beda dengan pakai Premium.
Gas harus dipelintir abis mulu. Sehingga boros.
Tabel Perbandingan Angka Oktan dan Kompresi
Pertamax Plus..........95......10:1 - 11:1
Pertamax................92.......9:1 - 10:1
Premium..................82......7:1 - 9:1
Bagaimana jika diisi bensin dengan oktan lebih rendah?
Bensin dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai CR
pada mesin artinya membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi. Mesin
berkompresi tinggi membuat bensin cepat terbakar (akibat tekanan yang
tinggi), yang akan menjadi masalah adalah, ketika bensin terbakar lebih
awal sebelum busi memercikkan api. Saat piston naik ke atas melakukan
kompresi, bensin menyala mendahului busi, akibatnya piston seperti
dipukul keras oleh ledakan ruang bakar tersebut. Kita sering mendengar
istilah “Ngelitik” (pinging/knocking) . Bagaimana menggambarkan
‘kejam’nya ngelitik yang dirasakan piston? Ibarat telapak tangan kita
ditusuk-tusuk dengan paku, kira-kira begitu. Perlahan namun pasti
membuat piston seperti permukaan bulan dan bahkan bisa bolong.
Saat terjadi ‘ngelitik’, bensin tidak menjadi tenaga yang terpakai.
Kerja mesin tidak optimal. Kembali diulang, mesin yang CR nya tinggi,
memerlukan bensin yang lambat terbakar. Semakin tinggi nilai CR, bensin
harus semakin lambat terbakarnya (oktan tinggi). Jadi untuk teman-teman,
cermati nilai CR mesin mobil/motor kita (bisa intip pada daftar di
bawah), isilah bensin yang sesuai untuk mesin tersebut.
Bagaimana kalau diisi bensin dengan oktan lebih tinggi?
Bensin dengan oktan lebih tinggi (pertamax, pertamax plus, dsb), umumnya
dilengkapi dengan aditif pembersih, dan sebagainya. Namun tidak banyak
memberi penambahan tenaga, jadi angka oktan tinggi bukan artinya lebih
bertenaga. Karena benefitnya kurang sebanding jika dibanding harganya
yang tinggi, maka ujung-ujungnya hanyalah merupakan pemborosan uang
saja.
Kesimpulan:
1.Dianjurkan mengisi bensin sesuai nilai rasio kompresi. (kecuali ada modifikasi lain).
2.Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin semakin lambat terbakar (dikarenakan titik bakarnya lebih tinggi).
3.Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin lebih sulit menguap (penguapan rendah)
4.Bensin yang gagal terbakar (akibat oktan terlalu tinggi), bisa menyebabkan penumpukan kerak pada ruang bakar atau pada klep.
Solusi Alternatif :
Banyak cara untuk menyiasati agar bisa menggunakan bensin Premium pada
mesin yang ber-CR tinggi, namun mesin tidak mengalami ‘ngelitik’, antara
lain:
1.Menambahkan Octane Booster pada bensin (dimasukkan ke tangki bensin) 2.Menggunakan katalis untuk menaikkan nilai oktan (biasanya mengandung timbal, tidak ramah lingkungan). 3.Merubah derajat waktu pengapian (ignition timing) ke posisi yang lebih lambat (Retard). 4.Menggunakan aplikasi water-injection (agak repot untuk perawatannya) .
Banyak kita lihat, khususnya di SPBU, motor motor baru yang berkompresi
tinggi mengantri panjang di pompa bensin jenis Premium. Faktor ekonomi
lebih mendesak ketimbang dampak rusak ke depan pada mesin motornya atau
memang kurangnya informasi mengenai pemilihan bensin ini.
Spoiler for tabel perbandingan
Spoiler for perbandingan motor
|
*from RX-KING sang legenda.blospot.com |
|
|
|
|
|
|
|
|